SUARA JABAR SATU.COM | — Memasuki hari terakhir atau hari ke-10 evakuasi Lion Air JT 610, Tim SAR Gabungan berencana mengangkat kokpit pesawat yang telah mereka temukan, Selasa (6/11). Dalam kokpit diduga ada Cockpit Voice Recorder (CVR) yang menjadi salah satu objek vital dalam pencarian.
“Doakan saja, karena sinyalnya hilang timbul dan sangat lemah,” ujar Kolonet Laut (P) Salim Dansatrol Lantamal II di Posko Terpadu Evakuasi Pesawat Lion Air JT 610, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11).
Kokpit tersebut titiknya sudah diketahui berada tak jauh dari penemuan bagian serpihan besar pesawat yang berdekatan dengan daerah Kapal Victory milik Pertamina. Hanya saja yang mungkin menyulitkan pengangkatan adalah kokpit terpendam lumpur.
Selain itu, tim juga akan mengangkat turbin kedua pesawat JT-610. Turbin ditemukan kemarin bersama puluhan bagian tubuh jenazah yang diletakkan di 20 kantong oleh tim SAR gabungan.
“Temuan turbin ditemukan kemarin sekira pukul 15.00 WIB oleh penyelam tim sar gabungan, satu rangkaian dengan 20 kantong jenazah yang sudah kami serahkan pada tim DVI semalam,” tutur Salim.
Salim menambahkan bahwa serpihan turbin memuat tabung dan battery independent, dan recorded power supply. Penemuan kedua turbin Lion Air JT-610 ini berada di kedalaman 30 meter di lokasi penyelaman.
“Ada kemungkinan di dalam rangkaian turbin itu masih ada potongan tubuh penumpang, karena masih bau,” ujarnya.
Oleh karena itu, tim SAR gabungan akan kembali melakukan penyelaman. Penyelaman akan dilakukan hingga pukul 17.00 WIB untuk dilanjutkan oleh ROV di malam hari.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengaku membutuhkan CVR, salah satu bagian dari kotak hitam (black box) pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT-610 yang masih dicari di laut utara Karawang, Jawa Barat.
Hari Terakhir Evakuasi, Tim SAR Fokus Kokpit dan Turbin KeduaKeluarga penumpang Lion Air JT-610. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan CVR dibutuhkan pihaknya untuk penyelidikan penyebab kecelakaan pesawat itu karena tidak ingin menebak-nebak percakapan antara pilot, kopilot, dan pihak pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Control/ATC).
“Jadi kita pengin tahu apa sih diskusi di antara mereka. Karena kalau kita hanya menebak, ‘Oh, kemungkinan mereka ngomong begini’, itukan kita enggak bisa,” ujar Soerjanto di atas KRI Banda Aceh 593, Tanjung Priok, Jakarta Utata, Selasa (6/11).
Menurut dia, selain percakapan antara pilot, kopilot dan pihak ATC, CVR juga merekam suara-suara peringatan dari pesawat Lion Air tersebut. Suara tersebut dapat menjadi tambahan informasi guna menginvestigasi penyebab kecelakaan penerbangan yang terjadi pada Senin pagi, 29 Oktober 2018 tersebut.//cnnindonesia/ratu
Comment