SUARA JABAR SATU.COM | Usai resmi dilantik pada Kamis (24/5) lalu, sebanyak 86 Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi periode 2018-2023 masih harus melalui sejumlah rangakaian kegiatan. Salah satunya yakni pembekalan kelas.
Sekira pukul 08.00 WIB ke-16 Anggota KPU Provinsi yang hadir kemudian dibagi ke dalam tiga kelas, A,B dan C. Pada masing-masing kelas tim fasilitator yang terdiri dari expert bidang kepemiluan kemudian menyampaikan materi yang di bagi ke dalam 5 sesi.
Adapun, fasilitator yang bertugas di kelas A yaitu Titi Anggraini, Sri Budi Eko Wardani, dan Nur Syafaat. Sedangkan kelas B diisi oleh Abdul Azis, Wahidah Suaib, dan Andi Krisna. Sementara kelas C diisi oleh Endang Sulastri, Ahsanul Minan, Markus Krisdiono.
Materi yang diberikan di setiap kelas pada pokoknya sama, pada sesi 1, tim fasilitator menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan nilai dan prinsip pemilu bebas dan adil.”Sesi-sesi ini penting untuk membangun spirit kita dalam menyelenggarakan pemilu, Bapak Ibu adalah bagian penting karena penegakan demokrasi melalui pemilu yang bebas dan adil ada di tangan penyelenggara,” ucap Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik pada Universitas Indonesia (Puskapol UI), Sri Budi Eko Wardani di Kelas A, Hotel Gran Melia, Jakarta, Sabtu (26/5/2018).
Sesi berikutnya, disampaikan prihal etika penyelenggara pemilu. Pada sesi ini peserta diharapkan dapat memahami pengertian etika, standard etis yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan pemilu serta kode etik penyelenggara pemilu.
“Etika adalah acuan-acuan untuk meminimalkan perbedaan antara prinsip dan kenyataan atau fakta,” ucap Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini.
Sesi ketiga, tim fasilitator menyampaikan hal-hal terkait gender dan disabilitas dalam penyelenggaraan pemilu. Melalui materi tersebut, peserta dituntut untuk paham isu diskriminasi gander dan model pendekatan penyelenggara pemilu berbasis hak asasi kepada penyandang disabilitas.
Pada sesi keempat, peserta diberikan pemahaman terkait varian utama sistem kepemiluan di dunia termasuk sistem pemilu di Indonesia. Terakhir, menutup pembekalan kelas hari pertama, peserta diberikan pemahaman akan pentingnya perencanaan, baik perencanaan strategis (renstra) maupun perencanaan oprasional.
Kegiatan pembekalan kelas sendiri berlangsung dengan lancar dan penuh antusiasme berkat metode interaktif yang digunakan tim fasilitator, selain penyampaian verbal, peserta juga diajak memahami materi melalui berbagai games dan simulasi.//PUT
Comment